Minggu, 08 September 2013

Silahturahmi Ke Stasiun Cipeundeuy

Akhir pekan lalu, tepatnya tanggal 6-7 September 2013 saya dan beberapa rekan sesama Railfan mengadakan trip ke Stasiun Cipeundeuy di Daop 2. Bersama 10 orang lainnya, perjalanan kali ini kita menggunakan kereta api, dan yang kita pilih adalah KA Serayu relasi Jakarta Kota - Kroya atau lebih dikenal dengan sebutan Cipuja dan Citrajaya. 

Saya berangkat sekitar pukul 5 sore dari rumah menggunakan KRL Comutter Line dari Stasiun Depok Lama menuju Stasiun Jakarta Kota, sistem ticketing yang sekarang saya nilai agak terlalu ribet dibanding sebelumnya. Karena calon penumpang diwajibkan untuk membeli tiket berupa kartu untuk memasuki gate stasiun dan membayar jaminan sebesar Rp.5000,- untuk kartu tersebut. Sampe di Jakarta Kota sekitar setengah 7 saya menunggu rekan saya, Amir dan Ricky, setelah itu menukarkan tiket ke loket, diantrian loket saya bertemu dengan rekan yang lain, Mas Haryo.Abis itu kita menunggu rekan lainnya dipelataran pintu utara stasiun Jakarta Kota sambil merokok, ngopi dan juga ngobrol. Gak lama datang Om Uki, dan kita langsung masuk ke dalam untuk nunggu yang lain.

Tepat pukul 20.45 kereta yang kita tumpangi berangkat dari stasiun Jakarta Kota, masing-masing railfan mendapat tempat berpencaran tidak satu gerbong, saya bersama Amir digerbong 1 tapi beda tempat duduk, Mas Haryo dan temannya digerbong terakhir, Agus dan teman-temannya digerbong 4, Om Uki dan mbak Fitri digerbong 5 (kalo gak salah). Tapi ya namanya railfan, ujung-ujungnya bangku yang mereka bayar seharga Rp.35.000,- akhirnya ditinggal dan lebih milih dibordes gerbong atau sambungan gerbong, entah kenapa saya justru menikmati tempat ini dibanding bangku yang udah saya bayar, tapi beda cerita kalo kereta kelas Eksekutif yang saya tumpangi :D

Sepanjang perjalanan canda tawa selalu menghiasi saya dan beberapa rekan lainnya, termasuk kejadian ketika salah seorang penumpang menyambangi kita dibordes yang bermaksud untuk menegur salah seorang rekan yang menduduki barang bawaannya dibordes. Ditengah hiruk pikuk yang terjadi dibordes, obrolan kita langsung terdiam ketika seorang penumpang bilang "Mas, tv mas.. mas tv mas..." sambil menunjuk kearah kardus yang ada dibordes. Seketika kita semua terdiam melongo dan diam, orang itu masih terus nyerocos "Mas tv mas.." berulang kali. "Mas itu tv mas, jangan didudukin..". Ooohh.. Maksudnya itu tv mas isinya, jangan didudukin, emang sih salah satu rekan ada yang asik duduk diatasnya sampe kebingungan. Kita pikir tuh orangnya nawarin kita tv hahahaha. Setelah kejadian tadi jadi bahan obrolan dan lawakan didinginnya gerbong KA Serayu. Ada yang berniat untuk menurukan tv-nya di Stasiun berikutnya, ada yang mau jual juga, ada yang mau bawa ke Cipendeuy dan sebagainyalah pokoknya hahaha.

Suasana di bordes. (Foto by Om Uki)

Oya, biasanya jalur yang kita lewatin ini spot favorit kita semua lho karena lewatin pegunungan, jalan berkolak dan naik turun sama lewatin beberapa jembatan tinggi, sayang kita gak bisa nikmati pemandangan tersebut karena gelap. Yang keliatan cuma titik-titik cahaya dari rumah warga sama lampu jalan tol Cipularang. 
Distasiun Kiaracondong, salah satu rekan kita Kang Ricky turun, dia gak bisa ikut ke Cipendeuy karena besoknya harus kerja dan juga karena kecapean, dia sendiri ikut dirombongan karena siangnya ada panggilan interview di daerah Slipi. Dan pulangnya bareng kita naik KA 'Senja Serayu'.

Singkatnya, kita sampe di Stasiun Cipeundeuy sekitar jam setengah tiga lewat, molor dari gapeka seharusnya. Disana udah ada salah satu rekan dari Daop 5, Kang Adhie, Kang Adhie sampe duluan karena dia naik KA Lodaya dari timur, dan kita juga sempat ketahan di Stasiun Bumi Waluya untuk ngasih jalan KA Lodaya itu dari Solo ke Bandung. Turun dari kereta, kita langsung disambut sama dinginnya udara Cipeundeuy.
Crew stasiun menaikan Dwi Warna Sang Saka Merah Putih.
Stasiun Cipeundeuy (CPD, +772 m dpl) adalah stasiun kereta api kecil yang terletak di Cinagara, Malangbong, Garut. Nama stasiun ini berasal dari kampung tempat stasiun ini berada. Stasiun ini berada di petak jalur selatan KA pulau Jawa antara Kota Bandung dan Kroya, Cilacap, dan terletak hanya 200 m dari jalan raya Bandung-Tasikmalaya. Stasiun ini dapat dilihat dari jembatan jalan raya tersebut yang melintas di atas rel. Walaupun statusnya hanya sebagai stasiun kecil, namun semua KA, baik itu kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi diwajibkan berhenti di stasiun ini. Tujuannya bukan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang (kecuali KA ekonomi). Kewajiban berhenti ini adalah untuk pemeriksaan rem karena jalur setelah stasiun ini merupakan petak yang cukup terjal naik-turunnya. Rutinitas pemeriksaan rem ini dipicu oleh kecelakaan KA gabungan Galuh dan Kahuripan yang mengalami kecelakaan selepas dari stasiun ini pada tengah malam tahun 1995, didekat jembatan Trowek. Pada saat jalur menurun, rem KA menjadi blong sementara jalan juga menanjak sehingga KA akhirnya terperosok ke dalam jurang yang cukup dalam dan mengakibatkan korban meninggal dan luka-luka, kebanyakan yang meninggal adalah orang yang melompat tanpa menyadari bahwa mereka di atas jembatan. Sejak saat itulah, untuk menghindari kejadian serupa, semua KA baik yang akan ke timur maupun barat diwajibkan berhenti di Stasiun Cipeundeuy. Stasiun Cipeundeuy juga dapat membeli tiket secara online, juga dapat dipesan secara online atau sebelum pemberangkatan. Kereta yang berhenti disini antara lain:
Kereta Api Eksekutif:
Argo Wilis: ke Bandung dan Surabaya Gubeng
Turangga: ke Bandung dan Surabaya Gubeng

Kereta Api Bisnis :
Mutiara Selatan: ke Bandung dan Surabaya Gubeng

Kereta Api Eksekutif dan Bisnis :
Lodaya: ke Bandung dan Solo Balapan
Malabar: ke Bandung dan Malang

Kereta Api Ekonomi:
Pasundan: ke Bandung Kiaracondong dan Surabaya Gubeng
Serayu: ke Jakarta Kota dan Kroya
Kutojaya Selatan: ke Bandung Kiaracondong dan Kutoarjo
Kahuripan: ke Padalarang dan Kediri


Setelah semua kumpul, dan langsung mengisi perut kita yang udah laper karena dinginnya suhu, selesai makan kita semua langsung izin sama PPKA yang bertugas saat itu karena Pak KS gak ada malam itu dan menjelaskan kedatangan kita untuk silahturahmi dan trekking sekitar Stasiun serta mengambil beberapa gambar, Om Uki juga gak lupa untuk ngasi bingkisan makanan yang sebelumnya dibeli di Stasiun Jakarta Kota untuk para crew Stasiun yang berjaga malam itu. 
Isitirahat di Mushalah Stasiun. (Foto by Om Uki)
Abis itu kita langsung istirahat di musholah untuk mengisi energi karena paginya kita lanjut trekking rel.

Pedagan asongan dan KA Turangga.


Pose dulu sebelum trekking. (Foto by Om Uki)

Kumpul sebelum trekking.

Trekking rel kereta api.

Ayo, yang semangat Om Uki.

Saya berpose disalah satu ujung jembatan. (Foto by Om Uki)

Paginya, setelah KA Turangga dari timur, PPKA bilang bahwa jalur kosong sampe pukul 07.20. Sekitar pukul setengah tujuh kurang didinginnya pagi Cipeundeuy kita langsung berangkat trekking menyusuri rel kearah timur, sebelumnya PPKA juga bilang kurang lebih 2km kearah timur ada jembatan, wah pastinya jadi tantangan menarik buat kita untuk nyebrangi jembatan tersebut. Selama perjalanan ke jembatan kita disuguhi pesona alam yang cantik dan juga aktifitas warga sekitar rel, ada anak kecil yang berangkat sekolah, ibu-ibu menyuci pakaian, memomong anaknya, bercocok tanam disawah dan lain-lainnya. Gak lama kemudian, jembatan yang dimaksud akhirnya ketemu, jembatan yang panjang sekitar 20-30 meter dan tinggi dari dasar sekitar 20 meter dan memilik 2 sleko (tempat berlindung bila ada KA yang lewat, 1 kanan dan 1 kiri ) siap untuk diseberangi. Saya yang mencoba pertama, gak lupa meminta beberapa rekan untuk mengabadikan saya dijembatan ini untuk kenangan hehehe, langkah demi langkah saya susurin, sempat pusing dan dengkul yang gemetar akhirnya saya sampe diujung jembatan satunya, disusul om Uki dan yang lainnya. Sebagian tetap diujung sana karena gak berani untuk mencoba menyebrangi jembatannya hehehe. Disini kita juga bertemu seorang JPJ yang bertugas meniliki rel kereta, Apresiasi untuk petugas JPJ ini. Para JPJ bekerja tak mengenal waktu, pagi, siang ataupun malam dan juga cuaca panas, hujan dan dingin, tetap setia mengawasi setiap jengkal rel kereta yang akan dilintasi kereta api. Para JPJ ini adalah urat nadi perkeretaapian di Indonesia, bilamana tak ada mereka, berapa banyak kecelakaan kereta api yang akan terjadi? 

Ibu dan anak-anaknya di sekitar Stasiun Cipeundeuy. (Foto by Om Uki)

Ibu abis belanja yang temani anaknya. (Foto by Om Uki)

Pesona alam sekitar Cipeundeuy.

Warga sekitar memulai aktifitasnya dipagi hari.

Warga sekitar memulai aktifitasnya dipagi hari.
Jembatan KA 2km kearah timur Stasiun Cipeundeuy.
Berpose dibibir jembatan.

Petugas JPJ memeriksa rel diatas jembatan.
Saya gak mau ketinggalan berpose. (Foto by Om Uki)

Disini kita mencari spot untuk mengabadikan kereta yang akan melintas, saya mengambil sebelah kiri jembatan ke arah Barat dekat dengan bibir sungai.
KA 122 Pasundan dari Kiaracondong menuju Surabaya Gubeng
Target kita adalah KA 122 Ekonomi Pasundan, KA yang berangkat dari Kiaracondong tujuan akhir Surabaya Gubeng. KA tersebut melintas dengan cantik dan beberapa rekan mengabadikannya dengan kamera masing-masing, ada yang memotret dan ada yang merekam. Selesai Pasundan lewat, kita langsung balik ke Stasiun untuk sarapan, rekan kita juga ada yang pulang terlebih dahulu karena telah membeli tiket KA Lodaya yang akan berangkat setelah Pasundan tadi. Distasiun, setelah sarapan kita ngobrol-ngobrol sambil menunggu KA selanjutnya dengan beberapa crew yang bertugas pagi ini, obrolan hangat dan ringan serta diriring canda tawa. Sekitar pukul 9, KA Lodaya Pagi masuk, saya mengambil gambar dari spoor 2 Stasiun dan mengabadikan Sang ular besi saat melintasi jembatan jalan raya diatasnya. Rekan kita, Kang Adhie juga naik KA ini untuk kembali ke Sumpiuh lebih awal. Didalam gerbong juga terlihat beberapa penumpang asing naik KA ini, selain KA ini Argo Wilis juga menjadi KA favorit para Bule karena dari dalam mereka akan disuguhi hijaunya alam Parahyangan dipagi hari. 

KA Lodaya memasuki Stasiun Cipeundeuy.

Petugas PKD dan KA Lodaya.

Disini, kita kedatangan RF dari Daop 2, kang Ayung dari Tasikmalaya, Kang Ayung sendiri teman dari Ricky yang sebelumnya turun di Kiaracondong. Kita ngobrol-ngebrol disekitar ruang tunggu stasiun sambil menunggu KA Argo Wilis masuk. Saya juga sempat berbincang sama salah satu petugas PKD yang bertugas, saya dikira wartawan hahaha. Mungkin karena ngeliat 'gear' yang saya bawa dengan lensa yang cukup besar jadi dikira wartawan hehehe. Petugas itu juga ngasih tau dimana aja spot yang bagus untuk mengambil gambar sang Ular Besi dan cerita bakal ada kereta wisata ke Ciwidey. 
Kereta Plasser di spoor 2.
Para crew terlihat begitu ramah terbukti dengan obrolan saya dan juga rekan lainnya mereka menyambut hangat kedatangan kita, saya juga sempat mengobrol dengan teknisi KA Plasser diruang kabin KA tersebut, jujur, meski sering liat Plasser bolak-balik didepan rumah baru pertama kali saya masuk ke dalam kabinnya hehehehe. 
Waktu asik asiknya ngobrol kita dikasih tau Argo Wilis mau masuk, langsung aja saya sama Mas Haryo berlari ke arah jalan raya sekitar 200 meter keluar stasiun untuk mengambil spot dari atas jembatan tersebut. 
KA 6 Argo Wilis.

Abis Argo Wilis, kita balik lagi ke Stasiun untuk mandi menyegarkan diri dan diskusi hangat pengenalan diri dengan rekan-rekan lainnya sambil menunggu KA Serayu dari timur yang akan bawa kita kembali ke Jakarta. Selesai diskusi hangat kita langsung menuju ke ruang tunggu untuk boarding pass dan berpamitan pulang dengan semua crew stasiun, sebelumnya kita juga ngambil gambar dibawah plang stasiun bareng sama crew stasiun yang bertugas siang itu. Gak lama kereta kita masuk dan semua siap masuk ke gerbong. Selesai pengecekan rem, Semboyan 40 dan 41 yang artinya aspek sinyal aman untuk berangkat sang masinis langsung membunyikan Semboyan 35 yang artinya KA siap aman berangkat.
Platname Stasiun Cipeundeuy dipinggir jalan raya Bandung-Tasikmalaya.

Foto bareng sama crew dan teknisi KA. (Foto by Om Uki)
Sebelumnya kita berterimakasih banyak untuk semua crew stasiun yang udah izinin kita untuk main kesini, bapak marbot mushala yang udah izinin kita istrahat dan tidur dimushala, para pedagang makanan sekitar stasiun yang udah bikin kita kenyang dan warga sekitar stasiun, para peserta Om Uki, Mbak Fitri, Mas Haryo dan temannya, Bang Amir, Kang Ricky, Kang Ayung, Kang Adhie, Agus Nino dan 3 temannya. Oya, sekedar himbauan, saat trekking jangan lupa untuk liat kebawah atau ke rel yang akan kita lewati, karena saya kena jebakan betmen yang masih anget! Hahahaha. Sekian dan terimakasih, salam sepur! :)

Photo saya diambil diem-diem sama Kang Adhie :D (Foto by Kang Adhie)